Artikel

Mengenal Co-Branding dan Menilik Penerapannya Yang Sukses

Sumber: wallpaperflare

Apa Itu Co-Branding?

Collaboration Branding atau biasa disebut Co-Branding adalah strategi pemasaran yang melibatkan dua atau lebih perusahaan yang bekerjasama dalam mengembangkan dan mempromosikan produk atau layanan baru dengan mengkombinasikan ciri khas dari masing-masing perusahaan. Biasanya konsep ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki merek atau brand terkenal di kalangan masyarakat. Selain itu, kerjasama ini bersifat sementara dan dengan waktu yang terbatas untuk menaikkan penjualan produk atau jasa sehingga dapat menarik minat konsumen atau pelanggan baru.

Keberhasilan co-branding dapat diraih ketika perusahaan telah merencanakan dan melakukan pertimbangan antara kecocokan strategi dan budaya antar perusahaan. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum melakukan co-branding, diantaranya:

1. Kesesuaian Nilai Merek

Perusahaan yang ingin menerapkan strategi ini harus memiliki nilai, visi, dan misi yang sejalan. Jika nilai-nilai dan identitas merek tidak sesuai, strategi ini mungkin tidak efektif untuk dijalankan bahkan dapat merugikan citra merek.

2. Tujuan Bersama

Masing-masing perusahaan harus sepakat untuk mencapai tujuan bersama melalui kolaborasi kedua merek. Tujuan ini harus ditetapkan diawal kerjasama agar dapat menentukan arah yang jelas untuk membangun citra merek, perluasan pangsa pasar, dan lain sebagainya.

3. Pemahaman Mengenai Target Pasar

Perusahaan perlu memahami target pasar yang akan dilibatkan dalam kolaborasi merek. Masing-masing merek harus memahami preferensi, kebutuhan, dan perilaku target konsumen agar kampanye co-branding dapat lebih efektif.

4. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab

Perusahaan perlu memahami target pasar yang akan dilibatkan dalam kolaborasi merek. Masing-masing merek harus memahami preferensi, kebutuhan, dan perilaku target konsumen agar kampanye co-branding dapat lebih efektif.

5. Pengelolaan Risiko

Perlu dipertimbangkan risiko-risiko potensial yang berkaitan dengan kerjasama ini, seperti perubahan citra merek, ketidaksetaraan kontribusi, atau perubahan dalam kondisi pasar. Mekanisme untuk mengatasi risiko-risiko ini harus dipersiapkan.

6. Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

Penting untuk memiliki sistem pengawasan dan evaluasi kinerja. Dengan mengukur hasil dan respons dari pasar, pihak-pihak terlibat dapat menilai keberhasilan kolaborasi merek dan membuat perubahan yang diperlukan.

 

Kelebihan dari Co-Branding

Berikut adalah beberapa kelebihan dari co-branding:

1. Perluasan Pasar

Kedua perusahaan dapat memanfaatkan basis pelanggan kedua belah pihak untuk memasuki pangsa pasar baru yang kemungkinan sulit dicapai secara individu sehingga mereka dapat mencapai target pasar yang lebih luas.

2. Penguatan Citra Merek

Kolaborasi dengan merek yang kuat dapat meningkatkan citra merek secara signifikan. Co-branding dengan merek yang populer dapat mentransfer citra positif kepada merek baru.

3. Inovasi Produk

Kolaborasi antara dua perusahaan dapat menghasilkan inovasi produk yang lebih baik. Keahlian teknis, kreativitas, dan sumber daya dari masing-masing pihak dapat menghasilkan produk atau layanan yang lebih menarik dan efektif.

4. Distribusi yang Efisien

Co-branding dapat membantu proses distribusi yang lebih efisien. Dengan berbagi saluran distribusi atau mengakses saluran distribusi yang sulit diakses sendiri, perusahaan dapat mencapai lebih banyak konsumen.

5. Peningkatan Keterlibatan Konsumen

Kolaborasi dengan merek yang disukai atau dihormati dapat meningkatkan keterlibatan emosional konsumen. Konsumen cenderung lebih tertarik dan terhubung dengan produk atau layanan yang melibatkan merek favorit mereka.

 

Kekurangan dari Co-Branding

Berikut adalah beberapa kekurangan dari co-branding:

1. Risiko Citra Merek

Jika co-branding dijalankan dengan buruk atau salah satu mitra terlibat dalam kontroversi, hal ini dapat merugikan citra merek kedua pihak. Mereka bisa saja “tertarik” oleh masalah yang terjadi pada salah satu pihak.

2. Ketidaksesuaian Nilai Merek

Jika nilai-nilai dan visi kedua merek tidak sejalan, co-branding bisa gagal. Ketidaksesuaian ini dapat menyebabkan konflik internal dan merugikan hubungan dengan konsumen.

3. Kompleksitas Manajemen

Co-branding memerlukan manajemen yang cermat dan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat. Ini bisa menjadi tantangan logistik dan administratif yang signifikan.

4. Ketergantungan Pada Mitra

Co-branding dapat menciptakan ketergantungan antara mitra. Jika satu mitra mengalami masalah finansial atau perubahan strategi bisnis, ini dapat berdampak pada mitra co-branding.

5. Pembagian Keuntungan

Membagi keuntungan menjadi tantangan, terutama jika ada ketidaksetaraan dalam kontribusi atau popularitas merek. Perjanjian keuangan dan manfaat bagi kedua belah pihak harus disepakati dengan jelas di awal perjanjian.

 

Contoh Penerapan Co-Branding Yang Sukses

1. Chitato X Indomie

Sumber: Brilio.net

Kedua brand ini banyak diminati karena produknya yang memiliki cita rasa yang khas. Dari nilai masing-masing brand tersebut memberikan hasil yang fantastis saat mereka memutuskan untuk bekerja sama menciptakan produk baru. Terbukti pada saat peluncuran produk barunya langsung terjual habis karena berhasil membuat para penggemarnya menjadi penasaran atas penggabungan kedua cita rasa yang khas dari masing-masing brand.

 

2. McDonald’s X Oreo

Sumber: McDonalds.co.id

Kedua brand ini menciptakan menu baru yaitu McFlurry Oreo. Dari kolaborasi tersebut memanfaatkan popularitas Oreo dan memberikan McDonald’s menu yang baru dan menarik konsumen untuk mencobanya. Terbukti dari hasil kolaborasi, menu McFlurry Oreo menjadi salah satu menu yang paling disukai konsumen di McDonald’s.

 

3. KFC X Pizza Hut

Sumber: MANNY RODRIGUEZ

Kedua brand ini bergabung dalam perusahaan induk Yum! Brands dan bekerja sama menciptakan menu combo dimana konsumen dapat menikmati sensasi makan ayam goreng KFC dan Pizza dalam satu paket. Hal ini cukup menarik minat konsumen untuk mencoba menu terbaru dengan 2 sensasi rasa yang berbeda.

 

4. UPMOST X Luwak White Koffie

Sumber: Upmost

Upmost adalah salah satu brand kosmetik, sedangkan Luwak White Koffie adalah salah satu produk kopi yang dikenal masyarakat. Meskipun keduanya memiliki perbedaan jenis produk, tak mematahkan niatan untuk berkolaborasi. Kedua brand ini memutuskan untuk berkolaborasi dan menghadirkan produk eyeshadow palette yang pertama kali diluncurkan diakhir November 2023. Selain menghadirkan eyeshadow palette, mereka juga menyediakan special bundle dalam satu box yang berisi tumbler, luwak white koffie 10 sachet, kuas eyeshadow, dan eyeshadow palette upmost x luwak white koffie. Eyeshadow palette ini terdiri dari 9 warna yang pigmented dan sangat buttery dengan mengandalkan kandungan kafein dari Luwak White Koffie dan dilengkapi klaim memberikan efek anti penuaan karena mengandung anti aging. Selain itu palette ini juga memiliki aroma kopi luwak yang khas sehingga mampu menarik minat para pecinta makeup yang gemar mengoleksi kosmetik.

 

5. Mizzu X Khong Guan

Sumber: mizzucosmetics.com

Mizzu adalah salah satu brand kosmetik ternama, sedangkan Khong Guan adalah salah satu produk biscuit yang telah dikenal masyarakat selama bertahun-tahun. Kedua brand ini berkolaborasi menciptakan produk kosmetik dengan kemasan seperti produk Khong Guan yang dijuluki dengan nama “Khong Guan Face Palette”. Produknya diluncurkan dalam rangka perayaan ulang tahun Mizzu yang ke-7 yang diselenggarakan di Tunjungan Plaza pada tanggal 22 November – 8 Desember 2019.

Face palette ini terdiri dari dua blush on dan satu highlighter dengan dilengkapi nama shade yang unik dan lucu yaitu Baba, Papa dan Daddy. Menariknya dari face palette ini juga dilengkapi aroma manis dan wangi coklat seperti wafer coklat classic best sellernya Khong Guan yang mana pemilihan aroma dan packagingnya dibantu langsung oleh tim Khong Guan. Dengan memanfaatkan unique selling point tersebut bisa menarik minat para pecinta makeup yang gemar mengoleksi produk unik.